MTs At-Taufiq Kota Bandung
Jumat, 26 Agustus 2011
Selasa, 12 April 2011
Mencari Sekolah Yang Ideal Untuk Anak Kita
Musim tahun pelajaran baru telah tiba, orang tua mulai sibuk mencari sekolah berkualitas bagi anaknya. Seperti apa sebenarnya sekolah berkualitas di tengah dunia pendidikan Indonesia.
Idealnya setiap orang tua pasti akan mencari sekolah bagi anaknya dengan memenuhi lima potensi dalam diri anak yaitu intelektual, spiritual, emosional, sosial dan jasmani. Namun selama ini publikasi mengenai sekolah bermutu di Indonesia memang jarang dilakukan baik oleh instansi swasta, lembaga swadaya masyarakat, maupun oleh Kementrian Agama atau Kementrian Pendidikan Nasional. Dengan demikian, referensi masyarakat tentang kualitas sekolah-sekolah di Indonesia begitu minim. Ditambah lagi kini banyak sekali label-label sekolah, seperti SSN, SSI, SBI, sekolah plus dan lain sebagainya yang semakin membingungkan masyarakat karena tak tahu apa arti di balik label-label tersebut.
Kriteria sebuah sekolah bermutu :
* Sekolah memiliki visi dan misi yang dirumuskan secara jelas dan menjadi dasar acuan dalam setiap praktek pendidikannya.
* Sekolah memiliki kurikulum pendidikannya yang terstruktur dan kreatif yang mendukung terwujudnya visi dan misi pendidikannya.
* Sekolah memiliki tenaga pendidik yang profesional, memiliki etos kerja tinggi, kreatif, jujur, dan terampil.
* Mempunyai manajemen dan supervisi yang diterapkan secara kontinu, tepat, dan benar; serta didukung dengan fasilitas, sarana dan prasarana yang memadai.
* Sekolah harus memiliki jaringan kerja sama yang luas dengan berbagai pihak yang semakin mendukung proses pendidikan yang baik dan bermutu.
Tips memilih sekolah yang sesuai :
* Libatkan anak Anda dalam pemilihan sekolah yang akan dimasuki. Hal ini dimaksudkan agar anak bertanggung jawab dalam keberhasilan proses belajarnya kelak karena sekolah tersebut adalah pilihannya. Usahakan orang tua tetap bijak dan tidak menjadikan hal ini sebagai beban bagi anak.
* Ketahui visi dan misi dari sekolah yang dituju. Sekolah yang baik akan menetapkan sejak awal, visi-misinya secara jelas dan realistis.
* Jeli dan teliti tentang kurikulum pembelajarannya. Hal ini berkaitan dengan muatan materi dan kegiatan yang diadakan di sekolah yang bersangkutan.
* Sumber daya pengajar yang cakap harus juga menjadi pertimbangan karena output yang baik pasti dihasilkan oleh SDM yang juga berkualitas.
* Perhatikan sarana dan prasarana yang mendukung seperti gedung dan fasilitas lainnya.
* Pikirkan tentang jarak sekolah dari tempat tinggal, juga perhatikan tentang lingkungannya. Usahakan anak bisa belajar dengan nyaman dan tidak terlalu lama menghabiskan waktu dijalan.
* Pertimbangkan tentang biaya yang harus dikeluarkan. Biaya yang tinggi harus sesuai dengan pelayanan sekolah yang diberikan.
* Ketertiban, kebersihan dan kerapihan lingkungan sekolah serta tempat belajar agar siswa dan pengajar merasa nyaman dalam melakukan proses belajar mengajar.
Minggu, 10 April 2011
Rabu, 21 April 2010
Manfaat Menulis
Bagi sebagian orang, proses menulis merupakan hal yang sangat sulit dilakukan. Tidak sedikit mereka yang menganggap proses menulis sebagai hal yang sangat membosankan, tidak menarik dan tidak menyenangkan.
Pendapat seperti ini tidaklah keliru. Apalagi bagi mereka yang belum pernah merasakan manfaat langsung dari menulis. oleh sebab itu, sebagai penulis saya ingin berbagi cerita dan pengalaman tentang aktivitas tulis-menulis.
Bagi siswa MTs At Taufiq mungkin pernah melihat artikel pendidikan tulisan saya yang pernah dimuat di koran Pikiran Rakyat (PR). Karena beberapa artikelnya pernah dipajang di Majalah Dinding Sekolah selama berminggu-minggu. Mungkin beberapa orang dari kalian bertanya, Apa yang bisa saya peroleh dari tulisan yang dimuat di koran PR itu? Well, saya akan menceritakan manfaatnya.
Pertama, kita memperoleh honor menulis. Ini yang biasanya menjadi daya tarik pertama, bagi banyak orang. Setiap tulisan yang dimuat di koran, kita akan memperoleh sejumlah uang sebagai bentuk penghargaan pihak redaksi kepada penulis. Dari segi jumlah, tentu bisa dimanfaatkan untuk berbagai pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
Kedua, Intelektualitas kita diakui oleh banyak orang. Sebagai guru, secara pribadi saya bersyukur dan bangga bila salah satu dari tulisan yang saya kirimkan ternyata dimuat di koran. ini artinya pihak redaksi mengakui kepakaran dan intelektualitas penulis.
Ketiga, Kita bisa mengumpulkan setiap artikel yang kita peroleh menjadi sebuah buku. Setiap artikel kita yang pernah dimuat di koran, kita bisa mengumpulkannya dan menyusunnya dalam sebuah buku. Ini adalah salah satu nilai tambah yang bisa diperoleh para penulis
Tiga manfaat di atas, hanyalah sebagian kecil dari banyak manfaat yang bisa diperoleh dari aktivitas menulis. Diharapkan para pembaca memperoleh manfaat dan gambaran awal dari tulisan singkat saya ini.
Pada tulisan berikutnya, saya akan menjelaskan tentang jenis tulisan apa saja yang biasanya dimuat di Koran-koran dan majalah-majalah. Insya Allah
Selamat Menulis!
Oleh Septiardi Prasetyo
Pendapat seperti ini tidaklah keliru. Apalagi bagi mereka yang belum pernah merasakan manfaat langsung dari menulis. oleh sebab itu, sebagai penulis saya ingin berbagi cerita dan pengalaman tentang aktivitas tulis-menulis.
Bagi siswa MTs At Taufiq mungkin pernah melihat artikel pendidikan tulisan saya yang pernah dimuat di koran Pikiran Rakyat (PR). Karena beberapa artikelnya pernah dipajang di Majalah Dinding Sekolah selama berminggu-minggu. Mungkin beberapa orang dari kalian bertanya, Apa yang bisa saya peroleh dari tulisan yang dimuat di koran PR itu? Well, saya akan menceritakan manfaatnya.
Pertama, kita memperoleh honor menulis. Ini yang biasanya menjadi daya tarik pertama, bagi banyak orang. Setiap tulisan yang dimuat di koran, kita akan memperoleh sejumlah uang sebagai bentuk penghargaan pihak redaksi kepada penulis. Dari segi jumlah, tentu bisa dimanfaatkan untuk berbagai pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
Kedua, Intelektualitas kita diakui oleh banyak orang. Sebagai guru, secara pribadi saya bersyukur dan bangga bila salah satu dari tulisan yang saya kirimkan ternyata dimuat di koran. ini artinya pihak redaksi mengakui kepakaran dan intelektualitas penulis.
Ketiga, Kita bisa mengumpulkan setiap artikel yang kita peroleh menjadi sebuah buku. Setiap artikel kita yang pernah dimuat di koran, kita bisa mengumpulkannya dan menyusunnya dalam sebuah buku. Ini adalah salah satu nilai tambah yang bisa diperoleh para penulis
Tiga manfaat di atas, hanyalah sebagian kecil dari banyak manfaat yang bisa diperoleh dari aktivitas menulis. Diharapkan para pembaca memperoleh manfaat dan gambaran awal dari tulisan singkat saya ini.
Pada tulisan berikutnya, saya akan menjelaskan tentang jenis tulisan apa saja yang biasanya dimuat di Koran-koran dan majalah-majalah. Insya Allah
Selamat Menulis!
Oleh Septiardi Prasetyo
Sabtu, 03 April 2010
Kamis, 28 Mei 2009
INFO ......... !!!!
Untuk siswa Kelas IX :
1. Cermati dan cari informasi seluas - luasnya tentang pendaftaran ke SMA dan SMK di Kota Bandung. (takutnya tertinggal informasi)
2. Selalu rajin ke sekolah, cari informasi terbaru tentang kelulusan UN, UM dan UP serta hal - hal lain yang berhubungan dengan Kelas IX.
3. Ingat, Pengumuman Kelulusan 20 JUNI 2009.
Cermati seandainya ada nilai UM dan UP yang masih rendah atau belum lulus, segera hubungi PKM Kurikulum, atau guru yang bersangkutan.
1. Cermati dan cari informasi seluas - luasnya tentang pendaftaran ke SMA dan SMK di Kota Bandung. (takutnya tertinggal informasi)
2. Selalu rajin ke sekolah, cari informasi terbaru tentang kelulusan UN, UM dan UP serta hal - hal lain yang berhubungan dengan Kelas IX.
3. Ingat, Pengumuman Kelulusan 20 JUNI 2009.
Cermati seandainya ada nilai UM dan UP yang masih rendah atau belum lulus, segera hubungi PKM Kurikulum, atau guru yang bersangkutan.
MERENCANAKAN MASUK SMA / SMK
SMK menjadi idola dan favorit baru masyarakat
Peminat SMK se-demikian tinggi, terutama jurusan-jurusan yang menjanjikan penghidupan pasca pendidikan menengah. Ada yang menarik ketika membaca fenomena ini . Berdasarkan pengamatan setidaknya ada tiga hal yang menjadikan SMK menjadi favorit baru:
1. Kebijakan pemerintah yang sedemikian intens menggarap SMK [dari iklan dan peraturan-peraturan] menjadikan SMK menjadi favorit, alasan ini menjadi salah satu yang menempati urutan tertinggi. Jika tidak gratis, tetap SMK Negeri lebih murah dari pada SMA.
2. Masyarakat mulai berpikir lebih panjang “ke mana anak mereka setelah lulus pendidikan menengah atas?” Seperti bisa dimaklumi, bahwa lulusan SMA memang tidak siap kerja dengan skill/keahlian teknis, sementara SMK menjanjikan hal itu. Fenomena banyaknya lulusan SMA yang menganggur tak bisa lagi dianggap sepele bagi masyarakat terlebih para pemegang kebijakan. Wajib belajar 9-12 tahun tetap akan menjadi program tanpa gigi, tanpa ruh, tanpa spirit kalau setelah meereka terdidik ternyata hanya untuk menganggur tanpa kemampuan/keahlian???
3. Kebijakan bahwa lulusan SMK tak bisa melanjutkan kuliah terbantahkan sekarang. Lulusan SMK bisa langsung melanjutkan ke jenjang perkuliahan jika memang memiliki kemampuan finansial lebih.
Jadi, kalau biaya pendidikan bisa gratis [paling tidak lebih murah dari SMA], terus memiliki keahlian pasca-lulus juga bisa melanjutkan ke perkuliahan bila mampu, maka pertanyaannya: “Kenapa tidak memilih SMK?”
Terlepas dari itu, semua sekolah baik SMA dan SMK mempunyai tujuan yang sama dan mulia, yaitu menghasilkan output yang baik dan berhasil untuk bangsa dan negara ini.
Peminat SMK se-demikian tinggi, terutama jurusan-jurusan yang menjanjikan penghidupan pasca pendidikan menengah. Ada yang menarik ketika membaca fenomena ini . Berdasarkan pengamatan setidaknya ada tiga hal yang menjadikan SMK menjadi favorit baru:
1. Kebijakan pemerintah yang sedemikian intens menggarap SMK [dari iklan dan peraturan-peraturan] menjadikan SMK menjadi favorit, alasan ini menjadi salah satu yang menempati urutan tertinggi. Jika tidak gratis, tetap SMK Negeri lebih murah dari pada SMA.
2. Masyarakat mulai berpikir lebih panjang “ke mana anak mereka setelah lulus pendidikan menengah atas?” Seperti bisa dimaklumi, bahwa lulusan SMA memang tidak siap kerja dengan skill/keahlian teknis, sementara SMK menjanjikan hal itu. Fenomena banyaknya lulusan SMA yang menganggur tak bisa lagi dianggap sepele bagi masyarakat terlebih para pemegang kebijakan. Wajib belajar 9-12 tahun tetap akan menjadi program tanpa gigi, tanpa ruh, tanpa spirit kalau setelah meereka terdidik ternyata hanya untuk menganggur tanpa kemampuan/keahlian???
3. Kebijakan bahwa lulusan SMK tak bisa melanjutkan kuliah terbantahkan sekarang. Lulusan SMK bisa langsung melanjutkan ke jenjang perkuliahan jika memang memiliki kemampuan finansial lebih.
Jadi, kalau biaya pendidikan bisa gratis [paling tidak lebih murah dari SMA], terus memiliki keahlian pasca-lulus juga bisa melanjutkan ke perkuliahan bila mampu, maka pertanyaannya: “Kenapa tidak memilih SMK?”
Terlepas dari itu, semua sekolah baik SMA dan SMK mempunyai tujuan yang sama dan mulia, yaitu menghasilkan output yang baik dan berhasil untuk bangsa dan negara ini.
Langganan:
Postingan (Atom)